Kaum Salaf Belajar, Berdakwah & Mencari Mai'syah ( Harta )
Mencari mai'syah adalah kewajiban seseorang untuk menafkahi dirinya sendiri beserta keluarganya dan menjaga diri dari meminta-minta kepada manusia
Tidak kalah penting bagi seorang da'i dan penuntut ilmu dalam perkara ini. Kalau seandainya ia memiliki pekerjaan yang dengannya terjaga harga dirinya jauh lebih baik dari pada berharap kepada manusia
Ini termasuk sifat عفاف menjaga kehormatan diri di hadapan manusia yang diaplikasikan oleh kaum salaf
Diantara doa yang diajarkan oleh Nabi sallallahu alaihi wa salam
اللهم إني أسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى
"Ya Allah aku memohon kepadamu hidayah, ketaqwaan, kehormatan diri dan kekayaan jiwa"
[HR. Tirmidzi(3488)]
Berikut penjelasan ulama seputar anjuran penuntut ilmu untuk mencari mai'syah:
[1] Az-zarnuji [wafat:591H] rahimahullah mengatakan:
كانوا السلف في زمان الأول يتعلمون الحرفة ثم يتعلمون العلم حتى لا يطمعوا في أموال الناس
"Dahulu kaum salaf mereka belajar profesi (kerajinan untuk meraih harta) kemudian baru menuntut ilmu agama agar tidak menginginkan (dari ilmu agamanya) harta yang ada di tangan manusia"
Disebutkan dalam hikmah:
من استغنى بمال الناس افتقر
"Barangsiapa yang berharap dengan harta manusia, maka ia menjadi fakir"
إنما تفقه أبو حنيفة بكثرة المطارحة و المذاكرة في دكانه حين كان بزازا و بهذا يعلم أن تحصيل العلم و الفقه يجتمع مع الكسب
"Imam Abu Hanifah rahimahullah banyak belajar dan mengulang-ulang pelajaran di tokonya karena ia seorang penjual bahan pakaian
dari sini dapat disimpulkan bahwa belajar dan tafaqquh dapat bersamaan dengan mencari harta"
و كان أبو حفص الكبير يكتسب و يكرر العلم فإن كان لابد طالب العلم من الكسب لنفقة عياله و غيره فليكتسب و يكرر العلم و ليذاكر و لا يكسل
"Abu hafes alkabir ia mencari harta dan mengulang-ulang ilmu
apabila seorang penuntut ilmu wajib mencari nafkah untuk keluarga dan orang lain maka ia bekerja dengan banyak mengulang ilmunya serta jangan malas"
[Ta'limul muta'allim thoriqot ta'allumi(42)]
[2] Abu Bakar Al-khallal [wafat:923H] rahimahullah menukilkan :
Ibrahim bin Adham rahimahullah berkata kepada teman-temannya:
لا تدع أن تحترف فإنك إذا احترفت اشتغلت و إذا لم تحترف عرفت
"Jangan sampai engkau tidak memiliki profesi (pekerjaan), karena apabila engkau memiliki profesi maka engkau memiliki pekerjaan namun apabila engkau tidak memiliki profesi maka engkau akan dikenal (tidak memiliki pekerjaan)"
Apabila dikatakan kepada Ibrahim bin Adham: "Bagaimana kabarmu? maka ia menjawab:
أنا بخير ما لم يتحمل مؤنتي غيري
"aku akan selalu dalam keadaan baik selama kebutuhanku tidak ditanggung oleh orang lain"
[Al-hatssu alat tijaroti wal amal(55)]
[3] Sufyan Ats-tsauri [wafat:778H] rahimahullah berkata:
يعجبني أن يكون صاحب الحديث مكفيا، لأن الآفات إليهم أسرع و ألسنة الناس إليهم أسرع
"Aku lebih suka bagi ahli hadits memiliki harta yang cukup, karena sangat cepat kerusakan datang kepada mereka dan mulut manusia juga cepat untuk mereka"
[As-siyar(7/254)]
Syekh Soleh alu Syaikh hafidzahullah mengomentari perkataan di atas:
عنده مال يكفيه، لأن يخشى عليه أن يكون محتاجا لما هو ضروري فيصرفه ذلك عن طلب الحديث
"Maksudnya adalah memiliki harta yang cukup lantaran dikhawatirkan ia memiliki kebutuhan yang mendesak hingga memalingkannya dari belajar hadits"
[min ma'in aqwalis salaf(14)]
Sufyan Ats-tsauri rahimahullah juga berkata:
كان المال فيما مضى يكره، أما اليوم فهو ترس المؤمن
"Dahulu banyak harta tidak disukai, adapun hari ini maka perisai seorang mu'min"
[Al-hilyah(6/381)]
[4] Ibnu Abdil Barr [wafat:463H] menyebutkan:
Sufyan Ats-tsauri rahimahullah berkata:
العالم طبيب هذه الأمة، و المال دواؤها فإذا كان الطبيب يجر الداء إلى نفسه فكيف يعالج غيره
"Orang yang berilmu merupakan tabib umat ini dan harta adalah obatnya, apabila tabib mendatangi penyakit untuk dirinya maka bagaimana ia dapat mengobati orang lain?"
Abu Ayyub As-sikhtiyani berkata: telah berkata kepadaku Abu Qilabah:
يا أيوب إلزم سوقك، فإن فيها غني عن نفس و صلاحا في الدين
"Wahai Ayyub teruslah kamu ke pasar (mencari nafkah), karena di dalamnya terdapat kekayaan untuk diri dan kebaikan untuk agama"
Sufyan Ats-tsauri rahimahullah berkata:
لأن أخلف عشرة آلاف درهم يحاسبني الله عليها أحب إلي من أن أحتاج إلى الناس
"Aku meninggalkan sepuluh ribu dirham yang akan dihisab oleh Allah taala atasnya lebih aku cintai dari pada aku butuh kepada manusia"
[Jami' bayanil Ilmi wa fadhlihi(221)]
Ibnu Abdil barr rahimahullah memberikan judul bab di kitabnya atas atsar-atsar di atas adalah
باب طالب العلم و التكسب
Bab penuntut ilmu dan mencari harta
Kemudian beliau rahimahullah menyimpulkan dengan perkataan yang bagus:
"Atsar-atsar tersebut semuanya saya nukilkan di kitab ini agar orang bodoh tidak berpendapat bahwa mencari harta dalam rangka mencukupkan diri dan tidak bersandar kepada manusia termasuk mencari harta yang terlarang dan tidak disukai
Sebenarnya tidak seperti itu (hal ini sangat dianjurkan) sebagaimana perkataan abu darda' Radhiyallahu Anhu:
صلاح المعيشة من صلاح الدين و صلاح الدين من صلاح العقل
"Kebaikan ekonomi termasuk dari kebaikan agama dan kebaikan agama termasuk dari kebaikan akal"
Ia rahimahullah juga berkata:
من فقه الرجل المسلم استصلاحه معيشته
"Termasuk dari bentuk fiqih (pemahaman agama) seseorang adalah memperbaiki ekonominya"
[Bisa rujuk ke jami' bayanil Ilmi]
Semoga bermanfaat